KENANGAN YG TAK TERLUPAKAN
Semakin aku membukanya dengan kasar, lembaran itu semakin
rapuh dan hancur. Tapi apa daya, aku terlalu bersemangat untuk mengingat
kali pertama kita bertemu.
Kau datang bagaikan kepakan sayap kupu-kupu. Tak ada rasa, tak ada
hentakan, tak ada gelora. Aku bahkan sama sekali tak memberikan
sedikitpun perhatian padamu. Namun layaknya kepakan sayap kupu-kupu,
kamu malah membuatku terjebak dalam badai, lama setelah kedatanganmu.
Aku selalu menghubungkanmu dengan sebuah rasa. Rasa hangat yang ku
dapat ketika badanku bermandikan sinar matahari, namun aku sedang berada
di dalam ruangan dengan penyejuk udara. Rasa hangat namun dingin yang
begitu aku candui.
Berbagai pertanyaan selalu memenuhi benakku, dan semuanya berawal dari satu kata yaitu ‘jika’.
Bagaimana jika kamu lebih dulu bertemu dengan orang lain?
Bagaimana jika aku tidak berada di kelas yang sama denganmu?
Bagaimana jika aku membawa kendaraanku sendiri, sehingga kamu tidak mengantarkanku?
Bagaimana jika aku tidak menunggumu di bawah hujan, berharap kamu akan datang bagaikan atap di bawah kelabu?
Bagaimana jika aku tidak berada di kelas yang sama denganmu?
Bagaimana jika aku membawa kendaraanku sendiri, sehingga kamu tidak mengantarkanku?
Bagaimana jika aku tidak menunggumu di bawah hujan, berharap kamu akan datang bagaikan atap di bawah kelabu?
Alam semesta selalu punya caranya sendiri untuk berjalan. Sedangkan
kita hanya bisa mengikuti jalannya alam semesta. Konspirasi picisan yang
membuat aku terjebak bersamamu, menjalin sebuah benang yang tebal namun
rapuh.
Kita bisa selalu bersama, namun kita tak akan bisa bersatu
LIBURAN SEKOLAH
Pada tanggal 7 Juli 2012 kami sekeluarga pergi ke sawah kakek saya yang berada di gunung cisalak, Bogor. Awalnya rencana berlibur kali ini direncanakan oleh kakek saya yang ingin berlibur di sekitar Bogor saja, sebab selain biaya yang lebih murah -- di daerah ini juga masih banyak bukit dan tempat-tempat indah lainnya.
Kami berangkat dari rumah kakek saya menuju daerah persawahan di Cibereum, perjalanan menuju kesana tidaklah terlalu sulit karena memang relatif dekat dengan kota bogor. Kemudian kami sampai disana pukul 2 siang, dikarenakan saat kami tiba pas hari tengah hujan, sehingga aku memutuskan untuk bermain kartu bersama sepupu yang lain. Setelah hujan reda saya kemudian mencoba untuk menggambar, dan setelah gambar selesai kami kemudian pergi memancing bersama.
Ketika hari sedah malam, akhirnya kami pulang dari kolam tempat memancing, dan setelah itu kami memutuskan untuk mandi dan makan malam. Pada malam itu kakek saya membakar singkong hasil panen tadi pagi, rasa singkong itu enak sekali dan baru pertama kali inilah aku mencoba untuk memakan singkong bakar. Setelah acara membakar singkong selesai, akhirnya kami pergi tidur.
Esoknya saya bangun telat, karena semua saudara saya semuanya sedang berjalan-jalan di area sawah, jadi saya menyusulnya. Segar sekali rasanya menikmati udara pagi pegunungan dan pemandangan alam disana dan membuat pikiran juga turut ikut segar. Setelah lelah berjalan disawah akhirnya kami memutuskan untuk sarapan pagi dengan nasi uduk yang tadi pagi sudah dibeli. Setelah sarapan kami beristirahat sejenak dan kemudian kembali bermain sambil mandi di saluran irigasi sawah.
Setelah bosan bermain sambil mandi di saluran irigasi, akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Setelah sampai di rumah aku langsung menonton TV. Karena kebetulan saat ini sedang liburan, sehingga banyak film bagus.
Setelah menonton TV kami memancing, karena tidak ada umpan pekerja disitu memberitahu saya kalau ikan di empang sawah situ suka makan daun jadi saya mencobanya, setelah mencoba, berhasil aneh tapi cukup efektif. Setelah memancing hingga jam 12 akhirnya kami memutuskan untuk makan siang dan setelah makan siang selesai acara memancing kami lanjutkan kembali.
MEMANCING BERSAMA SAMA
Pengalaman ini sudah lama tersimpan dipikiran saya. Pengalaman yang terjadi begitu saja sekitar lebih dari 25 tahun yang lalu. Ketika itu diawali dari kegiatan libur sekolah pada waktu itu masih SD, abang saya memperkenalkan kesaya bagaimana caranya memancing ikan gabus yang profesional (mancing didaerah kali) :
Begini caranya ini tergantung dari umpan yang kita pakek, :
- pertama, apabila kita coba menggunakan cacing tanah/kodok hijau hasil tidak begitu menggegerkan walaupun dapat ikannya akan tetapi kebanyakan ikan gabus hanya menangkap dan kadang-kadang dilepas kembali.
- kedua, ini merupakan pengalaman saya pribadi ketika akan memanding ikan gabus yang dipakek umpan adalah anak ikan gabus ukuran kira-kira 5 cm, umpan tadi sebelumnya harus dipancing dengan pancing ukuran kecil dan tidak boleh mati, kemudian untuk umpan tadi pada punggung ikan kecil tadi ditusukkan pancing sehingga apabila dilepas diair masih dapat berenang.
Hebatnya dengan cara seperti ini kita sendiri bisa mengetahui apakah didalam air ada ikan gabus besar atau tidak karena apabila diletakkan dipermukaan air umpan hidup tadi akan berusaha menghindar melonpat keatas permukaan air, kadang-kadang ikan gabus besar langsung mendatangi umpan yang kita pakek sambil didekati pas dalam waktu sekejap langsung menelan umpan kita. Apabila menggunakan unpan hidup ini dari pengalaman lebih seru apabila kita akan mancing ikan gabus yang sedang menjaga anak-anak gabus yang masih kecil.